Rangkaian Kata

-

:)
Menepi di sini setelah ku berlari
kejar bayangmu yang perlahan menjauh pergi
adakah di sana dirimu rindukanku ?
Seperti diriku yang tak mendapatkan kabar darimu

Aku akui rasa lelah itu yang menyiksa dirimu
hingga kau perlahan menjauh dariku
tiap kesalahan demi kesalahan tercipta atas egoku
perlahan menghantarkanmu dalam tangismu

Mungkin bagiku tanpamu langit tak biru lagi
Namun ku harap kau datang dan tak pergi lagi !

Ku ingin kau kembali
Aku merindukanmu
Rindukan hari itu
bersama denganmu
Setelah amarah menguasai dirimu
Langit tak biru lagi
Sebelah hatiku mati

Awan itu menjadi kelam
jika kau melupakan bahwaku rindukanmu
ataupun cinta yang candu
mengapa engkau tinggalkan rasa rindu itu
apakah engkau tak ingin lagi menggenakan mahkota Ratu ?

Ku tidak yakin bahwa penilaian 80 akan terlampaui
namun percayalah ini ungkapan dari hati
tak mungkin bisa ku ingkari lagi
permintaan maafku sekali ini

dan mencoba agar langit itu menjadi biru lagi
agar tak ada benteng penghalang yang cobai

Aku tidak butuh penilaian orang akan hal ini !
Karena nilai rendahpun akan sangat berarti :)
Jika itu keluar dari hatimu yang terdalam
Akan sadarkanku dalam dunia kelam

Memang beberapa hari ini matahari tidak bersinar cerah
karena awan hitam menutupi keindahan matahari cerah
Tapi percayalah, Matahari tak menyimpan amarah selama 1 hari
kau adalah matahari itu :D
lengkapi mataku tuk melihat pelangi indahmu

Ku menantikan matahariku itu membiaskan pelanginya lagi
Pelangi terbalik yang kuharapkan saat ini
yaitu senyuman indah dari paras menawanmu kasih :D


:) I Will Never Make You Sad Again

Comments

Post a Comment

Semoga artikel ini membangun Silahkan tinggalkan pesan anda :)
No Spam No Po*no No Maki
Maaf Jika ada kesalahan :)

Popular posts from this blog

Aku, Coretan dan Harapan

-
  Terbangun lebih pagi, padahal terjaga hingga larut. Terhentak oleh sepi dan terdiam oleh perih. Aku dan sebuah pertanyaan menjadi fokus atas semua pertikaian. Bukan fisik namun batin. Setengah bahkan hampir setahun semua hal yang indah itu menjadi tabu. Tetes demi tetes persoalan membanjiri sela-sela mata. Ku tak sanggup walau hanya tuk berdiri, dan ku tak kuasa walau hanya tertawa. Candaan bahkan hanya kepalsuan, tangisan bahkan menjadi rutinitas. Apakah wajah ini masih sanggup mengekspresikan apa yang benar-benar ada didalam sana? haruskah topeng ini melekat dan tak kunjung terlepas?. Aku dan sebuah pertanyaan yang sangat kronis hingga membuat setiap persendian menjadi kaku tuk berjalan. Berdiripun ku tak mampu, apalagi melangkah! seperti seluruh tubuh mengakar kuat hingga kedalaman bumi yang terdalam. Aku dan sebuah pertanyaan yang tak kunjung selesai. Masih adakah harapan saat banjir sudah menggenang 5 Cm diatas kepala?. Aku dapat berenang, dan juga dapat tenggelam. Apakah pa
Read more

Mengering, Mengeras dan terhempas

-
 Aku memiliki catatan buruk soal perasaan. Berubahnya tahun dalam hidup ternyata tidak menjadikan manusia menjadi lebih berhati-hati terhadap lubang sumur yang padahal sudah sering dilihat.  Mencari jati diri kata pemuda itu. Namun mengorbankan selimut yang cukup hangat demi bisa berjalan diatas tumpukan es yang mencair. Hmm entahlah es itu mencair atau tidak. Gak sebanding rasanya kalau tumpukan jerami harus disandingkan dengan kasur yang empuk. Setiap rencana padahal sudah dijabarkan hanya saja eksekusi tidak selalu sesuai rencana. Mungkin sering kali dinding itu berbisik. Hentikan! Sudah jangan lagi melangkah! namun rasa penasaran yang membuat bulu kudu merinding, malah mempercepat langkah kaki. Bahkan bukan hanya berjalan, berlari, namun juga menerobos.  Luapan dari dimensi quantum yang eksistensinya masih dalam tanda tanya pun mulai membanjiri ruangan putih yang tidak boleh terjamah. Ruangan itu adalah tempat dimana se-isi dunia dikendalikan.  Tercemarnya ruangan itu menjadikan se
Read more

Buku tentangmu

-
Hai kamu, yah kamu adalah buku yang ingin sekali aku baca.  Kamu ada buku dengan sampul terbaik yang pernah terlahir. Senja kala itu terlihat minder.  Pantai yang sangat ingin dikunjungi banyak orang pun seakan terabaikan. Aku, sang penatap yang berharap bisa menyentuh keindahan dan keanggunan rambut halusnya.  Ini adalah buku tentangmu. Tentangmu dan semua ke-elokan parasmu. Aku benci mengakuinya, tapi aku berharap kamu adalah buku yang disembunyikan diujung rak. Aku benci mengakuinya, tapi aku juga berharap tidak ada yang menyadari buku indah itu.  Selain aku.... Aku sangat benci mengakuinya!!!! Aku dengan segala yang ada pada diriku merasa tidak layak untuk menuliskan namaku pada buku itu, sebagai penanda sang pemilik. Hai semesta! Aku ijinkan Engkau dengan segala kebesaranMu untuk membentuk pena yang buatku merasa layak! Huhh  Jika boleh berhayal, aku ingin berjalan dihamparan bintang indah yang menjadi kesukaanmu. Atau jika boleh lebih dari itu, aku ingin menjadi kesukaanmu. Aku b
Read more