Aku, coretan, dan harapan
Terbangun lebih pagi, padahal terjaga hingga larut. Terhentak oleh sepi dan terdiam oleh perih. Aku dan sebuah pertanyaan menjadi fokus atas semua pertikaian. Bukan fisik namun batin. Setengah bahkan hampir setahun semua hal yang indah itu menjadi tabu. Tetes demi tetes persoalan membanjiri sela-sela mata. Ku tak sanggup walau hanya tuk berdiri, dan ku tak kuasa walau hanya tertawa. Candaan bahkan hanya kepalsuan, tangisan bahkan menjadi rutinitas. Apakah wajah ini masih sanggup mengekspresikan apa yang benar-benar ada didalam sana? haruskah topeng ini melekat dan tak kunjung terlepas?. Aku dan sebuah pertanyaan yang sangat kronis hingga membuat setiap persendian menjadi kaku tuk berjalan. Berdiripun ku tak mampu, apalagi melangkah! seperti seluruh tubuh mengakar kuat hingga kedalaman bumi yang terdalam. Aku dan sebuah pertanyaan yang tak kunjung selesai. Masih adakah harapan saat banjir sudah menggenang 5 Cm diatas kepala?. Aku dapat berenang, dan juga dapat tenggela